PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
(Prinsip-Prinsip
Bahan Ajar)
Dibuat
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar”
Dosen
Pengampu : EDI WAHYUDI, MM., T.Pd.
Disusun
OLeh :
TATIK
PRISNAMASARI (12451140 )
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PGMI ( V E)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN)CURUP
TAHUN
AJARAN 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
membuat sebuah bahan ajar seorang guru harus memperhatikan aspek-aspek penting
yang dapat menunjang keberhasilan peserta didik untuk memahami materi. Selain
itu seorang guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan
bahan ajar itu sendiri, sehingga bahan ajar tersebut sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan di capai oleh peserta didik.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara
garis besar dalam bentuk materi pokok. Tugas guru adalah menjabarkan materi
pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Oleh karena itu,
berikut ini saya jabarkan di dalam makalah mengenai prinsip-prinsip dalam
pengembangan bahan ajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah prinsip-prinsip
dalam pengembangan bahan ajar?
2.
Apa sajakah
prinsip-prinsip bahan ajar untuk guru?
3.
Apa
saja Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar?
C.
Tujuan
1.
Agar mahasiswa
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar.
2.
Agar mahasiswa
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip bahan ajar untuk guru.
3.
Agar mahasiswa
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Prinsip-Prinsip
Pengembangan Bahan Ajar
Sebagai yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Dalam
mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip
tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1.
Prinsip
relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah
dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak
diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau
aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan
pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.[1]
Contoh:
KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi
bangun-bangun yang sama dan sebangun (kongruen), maka pemilihan materi
pembelajaran yang disampaikan seharusnya “Syarat dua bangun yang sama dan
sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun yang sebangun,
dan panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen).
2.
Prinsip
konsistensi, artinya keajegan. Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara
kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin dibelajarkan
mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga
mencakup keempat hal itu.
Contoh:
Kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus
meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.[2]
3.
Prinsip
kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Pengembangan
bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Diantara prinsip
pembelajaran tersebut adalah:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang
kongkret untuk memahami yang abstrak.
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu
apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu
yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar,
maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di
tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa
lebih memahami suatu konsep. Walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang
diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Umpan balik positif akan
memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa.
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond
yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh
guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang
guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan
lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa
ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond
negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan
balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan.
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih
berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam
melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau
belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan
pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh,
ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dan lain-lain.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap,
akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu
dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga
semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil
terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga
tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan
ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator
kompetensi.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk
terus mencapai tujuan.
Dalam
proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Dengan demikian, semua
peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap
anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka
semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah
sebagian dari prinsip belajar tuntas.
2.
Prinsip-Prinsip Bahan Ajar
untuk Guru
Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan
sumber atau bahan ajar, guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai
berikut.[3]
a)
Menimbulkan minat baca.
Bahan ajar yang baik seyogyanya dirancang dan dikemas sedemikian
rupa untuk dapat menarik dan menimbulkan minat baca bagi para siswa. Bahan dan
sumber ajar yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah yang berbentuk
bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet. Bentuk bahan ajar seperti ini tentu saja ditujukan dan diperuntukan
untuk dibaca siswa. Namun, keberadaan sumber belajar ini kerap kali tidak
menarik minat siswa untuk membaca dan menggali informasi yang berada di
dalamnya. Hal ini bisa jadi karena sumber belajar tersebut ditampilkan secara
asal-asalan, miskin informasi, dan pengayaan semisal gambar atau ilustrasi yang
menarik, atau mungkin juga sumber atau bahan ajar yang disajikan terlalu rumit,
sukar, dan monoton. Hal ini semestinya menjadi perhatian guru untuk benar-benar
dapat memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber dan bahan ajar
yang mampu menarik minat baca siswa, sehingga materi-materi pelajaran yang
terdapat di dalamnya dapat dengan mudah dibaca dan dipahami siswa.[4]
b)
Ditulis dan dirancang untuk siswa.
Guru harus paham benar bahwa sumber dan bahan ajar yang
disusun adalah benar-benar ditujukan dan diperuntukan bagi siswa. Oleh karena
itu guru harus benar-benar pandai memilah dan menyeleksi bahan-bahan dan
sumber-sumber belajar yang benar-benar sesuai dengan tingkat kompetensi dan
pemahaman siswa. Bahan ajar harus dipilih sesuai dengan motivasi siswa.
Motivasi dalam hal ini menyangkut minat, apresiasi, aspirasi dan ambisi.
Kesemuanya memengaruhi proses belajar mereka. Oleh karenanya, pemahaman yang baik
tentang motivasi akan menjadi fondasi bagi guru dalam menentukan materi dan
metode ajar yang menarik minat siswa.
c)
Menjelaskan tujuan instruksional.
Sumber dan bahan ajar yang baik harus dapat menjelaskan
tujuan instruksional yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Artinya
sumber dan bahan ajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
atau memenuhi apa-apa yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat
kompetensi tertentu. Sumber dan bahan ajar yang digunakan guru setidaknya
mengisyaratkan pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku
atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan.
d)
Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
Sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya bisa mengakomodir
semua pola belajar siswa. Masing-masing siswa adalah sebuah individu yang unik
yang memiliki karakter yang berbeda, termasuk dalam gaya dan pola belajarnya.
Sumber atau bahan belajar yang baik hendaknya juga mempertimbangkan hal
tersebut. Materi, konsep, informasi, kegiatan dan ragam latihan yang tertuang
dalam sumber atau bahan ajar hendaknya dikemas sedemikian rupa dengan memadukan
berbagai pola belajar yang fleksibel, seperti penugasan individu, kelompok,
kolaborasi, dan lain sebagainya.
e)
Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan
dicapai.
Sumber atau bahan ajar harus benar-benar terstruktur dan
sesuai dengan kebutuhan siswa serta tingkat kompetensi yang akan dicapai.
Dengan kata lain, sumber atau bahan ajar harus dapat menjawab analisis
kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran dan memerhatikan benar setiap
kompetensi yang telah ditentukan dan akan dicapai dalam setiap proses
pembelajarannya.
f)
Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
Sumber atau bahan ajar tidaklah semata hanya berisi segudang
informasi yang menjelaskan dan memaparkan fakta dan konsep belaka. Oleh karena
itu, sumber atau bahan ajar yang baik hendaknya dapat mengakomodir kebutuhan
siswa untuk berlatih dan melakukan kegiatan pembelajaran lain melalui sumber
atau materi yang ada dalam bahan ajar.
Berbagai tugas, kegiatan, dan latihan harus termaktub dalam bahan ajar.
Akan tetapi perlu diperhatikan juga bentuk-bentuk tagihan dan tugas serta
latihan yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Jangan sampai kegiatan dan
latihan yang diberikan menjadikan anak atau siswa menjadi enggan untuk berlatih
dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilannya.[5]
3.
Prinsip-Prinsip Pemilihan
Bahan Ajar
Dalam pemilihan bahan ajar dibagi menjadi 5 macam :
1.
Pemilihan Bahan Ajar
Cetak
Secara umum, ada dua
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar cetak yaitu kita harus
memperhatikan informasi yang terkandung didalamnya, apakah sesuai dengan bahan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak
dan jangan sampai bahan ajar yang kita pilih terkandung materi yang kurang
sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta didik dalam mencapai
kompetensinya.
1.
Pemilihan Handout
Pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar handout adalah sebagai berikut:
a)
Substansi materi yang
disajikan harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
b)
Materi memberikan
penjelasan secara lengkap.
c)
Padat pengetahuan
d)
Kebenaran materi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e)
Kalimat yang disajikan
singkat dan jelas
f)
Dapat diambil dari
buku atau hasil download dari internet.
2. Pemilihan Buku
Teks Pelajaran
a)
Substansi materi
memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasi
oleh peserta didik.
b)
Materi dalam buku
lengkap, paling tidak mampu memberikan penjelasan secara lengkap.
c)
Padat pengetahuan dan
jelas secara keilmuan.
d)
Kebenaran materi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e)
Kalimat yang disajikan
singkat dan jelas
f)
Penampilan fisik
bukunya menarik atau menimbulkan motivasi untuk membaca.
2.
Pemilihan Bahan Ajar
Non Cetak (Model/ Maket)
Adapun beberapa
pertimbangan dalam memilih model / maket sebagai bahan ajar antara lain:
memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan dan memiliki ukuran yang
tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak terlalu berat, sehingga dapat
dipindahkan oleh satu orang.[6]
3.
Pemilihan Bahan Ajar
Audio
a)
Substansi materi yang
disajikan dalam radio/kaset harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
b)
Program radio yang
disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c)
Direkam terlebih
dahulu, agar dapat didengar dengan jelas.
d)
Dilengkapi dengan
keterangan tertulis.
e)
Beberapa radio siaran
menyediakan program pendidikan.
4.
Pemilihan Bahan Ajar
Audio Visual
a)
Substansi materi yang
disajikan dalam video atau film harus memiliki relevansi dengan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
b)
Alur cerita yang ada
merupakan sajian yang menarik dan diturunkan dari standar kompetensi/kompetensi
dasar dalam kurikulum.
c)
Ditampilkan dalam satu
cerita yang menarik, sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajarinya.
d)
Kebenaran materi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e)
Durasinya tidak
terlalu lama, paling lama 20 menit.
f)
Pilih video/film yang
sesuai, misalnya tentang dokumentasi, situasi diskusi, atau suatu percobaan.
5.
Pemilihan Bahan Ajar
Multimedia Interaktif
Beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar interaktif,
antara lain:
a)
Substansi materi yang
disajikan dalam program interaktif harus memiliki relevansi dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b)
Program interaktif
yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c)
Disajikan dalam bentuk
disket atau CD.
d)
Dilengkapi dengan
keterangan tertulis.
e)
Penyajiannya menarik.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
·
Prinsip-prinsip
pengembangan bahan ajar terbagi atas:
1.
Relevansi(keterkaitan,
ada kaitan)
2.
Konsistensi(keajegan)
3.
Kecukupan(memadai
keluasannya, ketercukupannya)
·
Prinsip-Prinsip Bahan
Ajar untuk Guru
Dalam memilih, menentukan, menyusun, dan mengembangkan sumber atau bahan
ajar, guru hendaknya memerhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
a.
Menimbulkan
minat baca.
b.
Ditulis dan dirancang untuk
siswa.
c.
Menjelaskan tujuan
instruksional.
d.
Disusun berdasarkan pola
belajar yang fleksibel.
e.
Struktur berdasarkan kebutuhan
siswa dan kompetensi yang akan dicapai.
f.
Memberi kesempatan pada siswa
untuk berlatih.
·
Prinsip-Prinsip
Pemilihan Bahan Ajar
1.
Pemilihan
Bahan Ajar Cetak
2.
Pemilihan Bahan Ajar Non Cetak
(Model/ Maket)
3.
Pemilihan Bahan Ajar Audio
4.
Pemilihan Bahan Ajar Audio
Visual
5.
Pemilihan Bahan Ajar Multimedia
Interaktif
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta:Diva Press
http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/03/prinsip-pengembangan-bahan-ajar.html.Diakses
pada tanggal 10 November 2014,Pukul 13:35 Wib
http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/Prinsip-prinsip
bahan ajar.html.Diakses pada tanggal 3 November 2014,Pukul 14:50
[1] http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/03/prinsip-pengembangan-bahan-ajar.html.Diakses
pada tanggal 3 November 2014,Pukul 13:35 Wib
[2] http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/Prinsip-prinsip
bahan ajar.html.Diakses pada tanggal 3
November 2014,Pukul 14:50
[3] http://mamanpermatahati.blogspot.com/2013/06/Prinsip-prinsip
bahan ajar.html.Diakses pada tanggal 3
November 2014,Pukul 14:50
[5] http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/03/prinsip-pengembangan-bahan-ajar.html.Diakses
pada tanggal 3 November 2014,Pukul 13:35 Wib
[6] http://maulanikmatul.blogspot.com/2012/03/prinsip-pengembangan-bahan-ajar.html.Diakses
pada tanggal 3 November 2014,Pukul 13:35 Wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar