CARA MEMBINA DENGAN SISTEM AMONG
Dibuat
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pramuka”
Disusun Oleh Kelompok II :
RENI OKTIANI.S (12591138)
PENI SUSILAWATI (12591149)
NUGROHO APRIANTO (125911 )
PROGRAM STUDI PGMI IV E
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) CURUP
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pramuka, atau sering juga disebut pandu
atau kepanduan (Inggris : scouting) adalah sebuah gerakan pemuda yang telah
merambah ke seluruh dunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi
kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik,
mental, dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan
positif di masyarakat.
Gerakan pramuka sebagai wadah pendidikan
non formal, memiliki tanggungjawab dalam rangka mendidik dan membina kaum muda
Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, intelektual,
dan fisiknya sehingga menjadi sosok berkepribadian, berwatak, dan berbudi
pekerti luhur serta menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa
Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana cara
membina dengan sistim among ?
2.
Apa peran, Tugas
dan tanggung jawab pembina ?
3.
Bagaimana
komunikasi dan bergaul dengan peserta didik ?
4.
Bagaimana
mengelola satuan pramuka ?
3. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahuai
cara membina dengan sistim among.
2.
Untuk
mengetahuai peran, Tugas dan tanggung jawab pembina.
3.
Untuk
mengetahuai komunikasi dan bergaul dengan peserta didik.
4.
Untuk
mengetahuai mengelola satuan pramuka.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Cara
Membina Dengan Sistim Among
Sistem Among adalah hasil pemikiran dari Raden Mas
Suwardi Suryaningrat yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara, Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia yang juga pendiri Perguruan Taman Siswa. Beliau
dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 28 April 1959. Untuk
mengenang jasanya dalam dunia pendidikan, tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari
Pendidikan Nasional Indonesia.
Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari
hubungan antara Pembina dengan peserta didik bersendikan sistem Among. Sistem
Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan yang merdeka
jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran
akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan
dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan
bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur
perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta
didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri, kreatifitas, dan aktifitas sesuai
dengan aspirasi peserta didik (Reka Kerja, 2011:17). Sistem Among memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya, bakat,
kemampuan, dan cita-citanya.
Kata
“Among” berarti mengasuh, memelihara, menjaga, merawat. Sedangkan orang yang
melaksanakan “Among” disebut sebagai “Pamong”, yaitu orang yang memiliki
kepandaian dan pengalaman lebih dari yang diamong. Dalam gerakan pramuka,
Pembina pramuka adalah Pamong (Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar, 1983
: 51).
v Alasan
Penerapan Sistem Among
Sasaran
proses pendidikan kepramukaan itu adalah mental, fisik, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang sasaran
akhirnya adalah menjadikan para Pramuka itu sebagai tenaga kader pembangunan
yang bermoral pancasila.
Sasaran
proses pendidikan itu dikatakan tercapai dengan efektif kalau sikap, tingkah
laku, dan kegiatan peserta didik merupakan refleksi dari proses pendidikan yang
dialaminya. Tegasnya, hasil pendidikan Kepramukaan itu membudaya pada diri
setiap Pramuka.
Untuk
mencapai maksud itu, maka proses pendidikan itu harus diberikan secara
kongkrit. Untuk mengkongkritkan sesuatu pada peserta didik, jalan yang praktis
dan mudah adalah dengan menggunakan contoh. Contoh tersebut dapat berupa contoh
teladan yang diberikan oleh pendidik, yang dalam hal ini adalah Pamong.
Apabila
bahan disampaikan kepada peserta didik berupa contoh-contoh yang sangat
kongkrit, maka peserta didik akan mengalami proses melihat, lalu tahu,
kemuadian mengerti, dan akhirnya paham. Jika keempat proses ini terlaksana,
maka peserta didik dapat dikatakan menghayati bahan tersebut.
Dengan
penghayatan ini, berarti peserta didik akan menggunakan bahan tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari, sehingga bahan itu telah menjadi miliknya dan
membudaya dalam dirinya. Dengan membudayakan bahan pendidikan pada setiap
peserta didik, maka perlu diberi motivasi agar dengan pengetahuan dan
pengalaman yang telah membuadaya itu, peserta didik dapat mengembangkan diri
dan mampu untuk berkarya atas dasar karsanya yang positif.
Diterapkannya
sistem Among dalam Gerakan Pramuka, tidaklah karena sistem Among itu merupakan
hasil pemikiran yang dilandasi oleh prinsip-prinsip filsafat, ideology, ilmu
jiwa dan bahwa diakui dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengajaran mutakhir,
tetapi juga sesuai proses yang diuraikan di atas. Ketegasan proses itu adalah
tampak pada ungkapan sistem Among dalam bentuk kalimat sederhana : Ing ngarso
sung tulodho maksudnya di depan menjadi teladan, Ing madyo mangun karso
maksudnya di tengah membangun kemauan, Tut wuri handayani artinya di belakang
memberi motivasi.
Gerakan
Pramuka menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan dalam rangka membina watak
anak, remaja dan pemuda Indonesia, agar mereka menjadi manusia yang bermoral
Pancasila. Pendidikan moral tidak akan berhasil dilakukan dalam bentuk klasikal
dan masal, lebih efektif dilaksanakan secara individual.
v Penerapan
Sistem Among
Proses
pendidikan Kepramukaan atas dasar sistem Among, harus dilaksanakan dalam
suasana kekeluargaan. Penerapan sistem Among dalam Gerakan Pramuka tidak lain
merupakan tuntutan sikap laku seorang Pembina harus menjadi manusia pemberi
teladan, manusia pendorong positif bagi peserta didik.
Sistem
Among mengharuskan Pembina mempunyai sikap laku yang sesuai dengan :
a) Di
depan memberi teladan (Ing ngarso sung toludho)
b) Di
tengah-tengah membangun kemauan (Ing madyo mangun karso)
c) Di
belakang memberi dorongan (Tut wuri handayani)
Dalam
melaksanakan tugasnya, Pembina harus memelihara sikap baik yang berdasarkan
pada :
a) Rasa
cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan dan rasa kesanggupan berkorban
b) Rasa
disiplin disertai inisiatif dan rasa tanggungjawab terhadap Tuhan, masyarakat
dan dirinya.
Sistem
Among dalam Gerakan Pramuka, para Pramuka dibiarkan berkembang pribadinya,
bakatnya, kemampuannya, cita-citanya, tugas Pamong/Pembina hanyalah menjaga,
membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, tempat bertanya, dan
tempat meminta pertimbangan. Para Pramuka harus diperlakukan dan dihargai
sebagai subyek didik, bukan sebagai obyek didik belaka. Sistem Among berarti
bahwa semua kegiatan Kepramukaan, sebagai proses pendidikan, dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan nyata dengan contoh-contoh nyata, dapat dimengerti dan
dihayati, tidak dengan paksaan atau atas perintah, atas dasar minat dan karsa
para Pramuka. Pembina Pramuka harus mampu memberi contoh, pelaksanaan, tidak
hanya pandai memerintah atau meminta dilayani, serta menuntut perlakuan
istimewa dari peserta didik
Sistem
Among digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah, satu dengan lainnya
saling berkaitan, karena itu untuk semua golongan peserta didik (S,G,T,D)
digunakan teladan, memberikan daya kreasi dan dorongan. Ketiga golongan peserta
didik itu memerlukan :
1. Konkritisasi
(Perwujudan): Contohnya teladan untuk mengenal, mengetahui, mengerti, dan
memahami.
2. Daya
Kemampuan: Pengembangan kemampuan berkarya atas dasar karsanya.
3. Dorongan/Motivasi:
Motivasi untuk berani berdiri di atas kaki sendiri. Namun tentu saja sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar Kepramukaan dan metodik pendidikan Kepramukaan ,
pelaksanaannya akan berbeda.\
2.
Peran,
Tugas dan Tanggung Jawab Pembina
1) Peran
Pembina
a) Orang
tua yang dapat memberi penjelasan, nasehat, pengarahan dan bimbingan
b) Guru
yang mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan
c) Kakak
yang dapat melindungi, mendampingi dan membimbing adik-adiknya, yang memberi
kesempatan untuk memimpin dan mengelola
satuannya
d) Mitra,
teman yang dapat dipercaya, bersama-sama menggerakkan kegiatan-kegiatan agar
menarik, menyenangkan dan penuh tantangan sesuai usia golongan pramuka,
e) Konsultan,
tempat bertanya, dan berdiskusi tentang berbagai masalah
f) Motivator,
memotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dengan berkreativitas, berinovasi, dan aktualisasi
diri, membangun semangat untuk maju.
g) Fasilitator,
memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan peserta didik
2) Tugas
Pembina Pramuka
Memberikan pembinaan
agar peserta didik menjadi:
a) Manusia
berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur,
b) Warga
negara Rebuplik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Kesatuan Rebuplik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan
berguna.
c) Menerapkan
Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, Kiasan Dasar dan Sistem Among
dalam proses pembinaan
d) Memberi
pengayaan dengan mengikuti perkembangan sehingga kegiatan kepramukaan bernuansa
kekinian (up to date), bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat lingkungannya,
serta tetap berada dalam koridor ketaatan terhadap Kode Kehormatan Pramuka.
e) Menghidupkan,
membesarkan gugusdepan dengan selalu memelihara kerjasama yang baik dengan
orang tua/wali pramuka dan masyarakat.
3) Tanggung
jawab Pembina Pramuka
Dalam
melaksanakan peran dan tugasnya, tanggung jawab Pembina Pramuka ialah sebagai
berikut:
Pembina
Pramuka bertanggung jawab atas:
a. Terselenggaranya
kepramukaan pada satuan pramuka ialah sebagai berikut.
b. Tetap
terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan pada
semua kegiatan pramuka
c. Terselenggaranya
kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan misi Gerakan
Pramuka , akan menjadi media pembinaan pengembangan mental-spiritual-moral, pisik, intelektual,
emosional, dan sosial, sehingga peserta didik akan memiliki kematangan dalam
upaya peningkatan kemandiriannya serta aktivitasnya di masyarakat.
d. Terwujudnya
peserta didik yang berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti luhur, dan sebagai
warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, yang setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat
yang baik berguna.
e. Dalam
melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka
bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat, Pembina Gugusdepan dan
diri pribadinya sendiri.
3.
Komunikasi
dan Bergaul dengan Pendidik
a. Komunikasi
Terhadap Peserta Didik
Dengan
adanya komunikasi yang baik, antara Pembina dengan Peserta didik akan dapat
menghilangkan rintangan - rintangan komunikasi mencegah kesalah pengertian, dan
mengembangkan pembentukan sikap. Lebih
lanjut komunikasi dan bergaul bertujuan untuk menggiatkan peserta didik
terlibat dalam kegiatan dengan semangat kerja sama yang tinggi dan dilaksanakan
dengan senang hati.
v Komunilkasi
yang baik didukung oleh sikap :
1) Egaliter
atau kesetaraan
2) Sopan
dan santun
3) Menepati
janji dan saling mempercayai.
4) Tahu
berterima kasih
5) Menghargai
waktu
6) Bertutur
kata yang baik dan jelas, suara maupun makna (tidak ambigus atau mendua arti)
7) Ramah
dan bersahabat
8) Tidak
menggurui, tidak merasa paling tahu, tidak merasa paling bisa, dan tidak merasa
paling hebat, sehingga orang merasa tidak ada tekanan ketika akan mengemukakan
pendapat.
9) Memberi
kesempatan dan melatih peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.
10) Mengkritisi
dengan bijaksana
11) Tidak
memotong pembicaraan orang lain.
v Dengan
adanya komunikasi yang baik antara Pembina dengan peserta didik, akan tercipta
:
1) suasana
persaudaraan yang erat.
2) saling
mempercayai
3) kelancaran
proses kegiatan yang sedang dilaksanakan
4) proses
saling menerima dan memberi
5) kemudahan
mengatasi masalah-masalah yang muncul pada proses kegiatan.
b. Bergaul
Dengan Peserta Didik
Bergaul
dalam Satuan Pramuka adalah segenap aktivitasi penyatu paduan antara kegiatan,
Pembina dan Peserta didik, sehingga akan timbul hubungan timbal balik yang
bermanfaat antara kegiatan - pembina -
peserta didik yang saling mempengaruhi sehingga akan tercapainya kesuksesan.
v Pergaulan
dengan Peserta Didik
1) adanya
sinkronisasi antara tujuan Prodik dengan tujuan pribadi peserta didik dalam
satuan Pramuka.
2) terciptanya
suasana kerja yang menyenangkan.
3) adanya
informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
4) peserta
didik ditempatkan sebagai subjek.
5) mengembangkan
kemampuan para anggota sampai tingkat yang maksimal.
6) adanya
tugas - tugas yang menarik dan menantang.
7) adanya
alat perlengkapan yang cukup.
8) setiap
anggota difungsikan menurut keahlian dan kecakapannya.
9) diberikan
penghargaan saat anggota berprestasi.
4.
Mengelolah
Satuan Pramuka
1. Mengelola
satuan dapat diartikan :
a. Menggerakkan
anggota dalam satuan Pramuka untuk mencapai tujuan
b. Seni
mengelola satuan
Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan
berkelanjutan yang diawali dari kegiatan Pramuka Siaga, ke kegiatan Pramuka
Penggalang, dilanjutkan ke kegiatan Pramuka Penegak sampai dengan berakhirnya
Pramuka Pandega.
Ø Cara
Mengelola satuan
1) Bersama
peserta didik menyusun program kegiatan yang sesuai dengan keinginan peserta
didik.
2) Menetapkan
sasaran kegiatan pada kegiatan - kegiatan
golongan (diperlukan adanya sasaran kegiatan Siaga, Penggalang, Penegak
dan sasaran kegiatan untuk Pandega).
3) Menyajikan
kegiatan - kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang serta mengandung
pendidikan di alam terbuka, diantaranya:
1) berkemah
2) pejelajahan/pengembaraan/hiking/lintas alam
3) survival
training
4) api unggun
5) pelantikan
6) mountainering
7) PPPK dan pengabdian masyarakat, dll.
4)
Memfungsikan peserta didik lebih sebagai subyek pendidikan dari pada sebagai
objek pendidikan diantaranya dengan jalan :
a) Memberi
kesempatan memimpin satuan dalam setiap kegiatan satuan.
b) Memberi
kesempatan melatih dan mengembangkan jiwa kepemimpinan serta keterampilan
memimpin, menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan melalui Dewan
Siaga, Dewan Penggalang, Dewan Penegak, dan Dewan Pandega.
c) memberi
kesempatan untuk ikut serta mengadministrasikan kegiatan.
Pembina Pramuka hendaknya selalu berada
di tengah-tengah peserta didik dalam semua kegiatan kepramukaan untuk dapat
menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, Pelaksanaan Kode
Kehormatan, menerapkan Kiasan Dasar, dan perwujudan Motto Gerakan Pramuka.
Mengelola Satuan merupakan seni
menggerakkan anggota / peserta didik untuk melaksanakan kegiatan dengan senang
hati dan merasa bukan karena dorongan orang lain, melainkan mereka melakukan
kegiatan itu karena kebutuhannya sendiri. Pembina Pramuka hendaknya mampu
menciptakan suasana peserta didik
bergiat secara sukarela karena kegiatan yang tersajikan tersebut dirasakan
mereka sangat dibutuhkan bagi pengembangan dirinya.
Situasi
tersebut dapat terwujud bilamana Pembina
Pramuka selalu :
a) berusaha
memegang teguh keputusan bersama yang telah disepakati
b) menjalin
komunikasi yang baik dengan peserta didik.
c) mengadakan
hubungan kerja dengan para pemimpin satuan dan anggota, dalam pelaksanaan
kegiatan kepramukaan .
d) mengembangkan
keterampilan kepemimpinan peserta didik.
e) mengelola
satuan dengan rasa cita kasih.
f) dapat
menepatkan diri sebagai nara sumber, dan sebagai figur yang dapat menjadi
teladan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem Among adalah sistem pendidikan yang
dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
bergerak dan bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari
unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi
diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri, kreatifitas, dan
aktifitas sesuai dengan aspirasi peserta didik (Reka Kerja, 2011:17).
Agar seorang Pembina Pramuka dapat memerankan
dirinya dengan baik seyogyanya melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan dan
menghayati dengan baik prinsip-prinsip dalam kepramukaan, sehingga dapat
mengikuti kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik. Sebagai Pembina
Pramuka kita akan menjadi subyek yang akan ditiru oleh para peserta didik.
Tugas dan tanggung jawab yang membebani Pembina
Pramuka cukup berat, namun tugas mendidik anak bangsa agar dapat menjadi anak
bangsa yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, merupakan tugas suci dan mulia.
Dengan adanya komunikasi yang baik, antara Pembina
dengan Peserta didik akan dapat menghilangkan rintangan - rintangan komunikasi
mencegah kesalah pengertian, dan mengembangkan pembentukan sikap.
Bergaul dalam Satuan Pramuka adalah segenap
aktivitasi penyatu paduan antara kegiatan, Pembina dan Peserta didik, sehingga
akan timbul hubungan timbal balik yang bermanfaat antara kegiatan - pembina - peserta didik yang saling
mempengaruhi sehingga akan tercapainya kesuksesan.
Mengelola Satuan merupakan seni menggerakkan
anggota/peserta didik untuk melaksanakan kegiatan dengan senang hati dan merasa
bukan karena dorongan orang lain, melainkan mereka melakukan kegiatan itu
karena kebutuhannya sendiri. Pembina Pramuka hendaknya mampu menciptakan
suasana peserta didik bergiat secara
sukarela karena kegiatan yang tersajikan tersebut dirasakan mereka sangat
dibutuhkan bagi pengembangan dirinya.
DAFTAR
PUSTAKA