Sabtu, 21 Maret 2015

Cerpen Memperingati Hari Ibu



TEMA : IBU ,DIRIMU TAK KAN TERGANTI
Judul : Pengorbanan Seorang Ibu
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Ibu dan ayah ku hanya lah seorang petani. Sejak aku kecil aku sudah merasakan pahitnya hidup ini. Hidup serba kekurang, untuk makan sehari-hari pun kadang kami sering berhutang. setiap harinya ayah dan ibu bekerja di kebun berangkat pagi pulang jam 5 sore,dan aku pun di asuh oleh nenek.Setelah pulang dari kebun ibupun harus mengurus dan mengerjakan pekerjaan rumah.
Ketika aku mulai memasuki sekolah dasar, Aku sering sakit-sakitan.Hingga Suatu malam aku  sakit demam tinggi, ibuku yang tengah tertidur lelap disampingku terpaksa bangun karena mendengar suara rintihanku, “panas… panas…” dengan cekatan ibuku mengambil sebuah wadah baskom plastik dan diambilnya sebuah kaos putih untuk selanjutnya dimasukkannya kaos tersebut ke dalam baskom yang telah diisi air hangat lalu ibu memerasnya dan diletakkannya kaos yang basah itu di keningku.saat itu Ayah dan ibuku tak mempunyai uang untuk membawa ku kedokter. Saat itu hanya ada beberapa ekor ayam yang merupakan barang berharga bagi mereka. Maka mereka menjual ayam itu untuk membawaku kedokter. Sampai ibu ku rela berhutang beras untuk makan kami sekeluarga.
Sampai sekarang memori itu tidak akan hilang dari otakku. Dimana aku mulai pertama kalinya merasakan pengorbanan yang sangat berarti untuk hidupku,pengorbanan ayah dan ibu. Pengorbanan itu takkan pernah aku lupakan walau nanti ku yakin waktu tidak akan abadi, dan waktu akan merampas mereka dari hidupku.
Waktu terus berjalan dan terus berlalu jenjangku semakin tinggi, dan kebutuhan hiduppun semakin lama semakin meningkat. Aku memasuki sekolah menengah Pertama (SMP). Saat itu aku ingin membeli seragam sekolah namun ibu belum mempunyai uang yang cukup. Namun aku tetap memaksa ibu untuk membelikan. Hingga selepas sholat magrib ibupun pergi . Dan ia pun pulang membawa uang dan berkata “ nak besok kita kepasar membeli seragam sekolah”. Akupun merasa senang karena akan memiliki seragam baru. Aku tak pernah tau dari mana ibu mendapatkan uang itu? Karena dipikiranku hanya berangkat ke sekolah  seragam putih abu-abu yang baru.
Ketika aku berada di kelas satu SMP,aku tidak pernah mendapatkan prestasi . Tapi Ibuku tak pernah marah pada ku ia hanya berkata “belajar yang rajin lagi ya nak”. Disini aku mulai berpikir dan aku tetap berusaha dan tidak menyerah menghadapinya aku terus berjuang untuk meraih perestasi itu. Dan perjuanganku tersebut mulai menemui titik terangnya, ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMP , aku memenangkan sebuah kemenangan lomba tingkat kabupaten. Dan disinilah aku mulai percaya bahwa aku memiliki potensi yang akan menolong hidupku kelak.
Pada suatu malam ibu memberi nasihat kepadaku “ Nak, belajar lah dengan sungguh-sungguh hingga suatu saat engkau bisa mencapai apa yang engkau cita-citakan, ibu dan bapak tak bisa memberikan mu harta yang banyak karena kami tak punya itu semua. Hanya dO’a Ibu dan bapak yang senantiasa mengiri setiap langkahmu. semoga kelak engkau menjadi orang sukses. Mendengar perkataan ibu  air mata ini  ingin sekali jatuh ,tapi masih aku tahan,aku tak ingin melihat ibu bersedih. Hingga kata-kata yang terakhir iyang diucapkan ibu “ nak jika engkau menjadi orang yang sukses jangan pernah pada ibu dan bapak.
Aku pun hanya melemparkan senyum kepada ibu dan menuju kekamar,dikamarlah kuluapkan semua kesedihan itu dan air matapun jatuh tak bisa  ku bendung lagi. Disini lah aku baru sadar bahwa kasih sayang seorang ibu tak kan pernah putus sampai kapanpun dan ibu tak akan tergantikan oleh siapapun.
Thank you mother for all that you do..:*
I LOVE YOU MOM
HAPPY MOTHER’S DAY..
Tamat                                         


Oleh TATIK PRISNAMASARI



          Untuk pertama mengikuti Lomba menulis cerpen dalam rangka peringkatan “Hari Ibu” di STAIN CURUP” tahun 2014

Cara menulis cerpen bagi para pemula
*      Mententukan Tema     : misalnya “Ibu, Dirimu takkan pernah terganti”
*      Apa yang protagonis inginkan?
*      Apa yang antagonis mau?
*      Masalahnya apa? “Anak yang melawan ibunya”
*      Apa yang protagonis lakukan ketika klimaks?
*      Bagaimana kesimpulannya? “sang anak menyadari bahwa ibu adalah seorang yang paling berjasa dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar